Learning Management System


Learning Management System
Menurut Barrit   dan  Alderman (2004,p233)   learning  management system merupakan alat  atau  sistem yang  digunakan untuk   autentifikasi, registrasi, dan  akses untuk pembelajaran. Sebagianbesar  berisi  katalog atau  Jist  materi yang  tersedia dan metode bagi  pembelajar untuk mendapatkan materi tersebut  Tujuandari  learning management system ini adalah,untuk  mengotomatisasi tugas-tugas  administrasi seperti membuat materi, registrasi, sampai menyediakan laporanuntuk  manajer. Sedangkan menurut Effendidan  Zhuang (2001,pp85-90), learning  management system  adalah sistem yang membantu administrasi dan  berfungsi sebagai platform  e- learning·content. Dimana fungsi dasar LMS  yaitu  :

Katalog
LMS  yang  harus  dapat  menunjukkan materi pelatihanyang  dimiliki. Materi- materi dapat  berupa pelajarane- learning, artikel  ,tesis,  hasil  diskusi, dan  lain  sebagainya. Katalog yang  baik  pun  harus  dapat  membedakan materi berdasarkan jenis  materi, departemen yang  memerlukan, maupunkurikulum. Katalog yang  baik  harus  dapat menampilkaninformasi tentang suatu  pelajaran dengan  Jengkap,   meliputi judul, tujuan, cakupan atau  outline,  durasi, target  pelajar, tanggal tersedia,materi pendahuluan, tes yang  harus  diikuti.

Registrasi dan Persetujuan
Fungsi ini  memungkinkan seorang caJon peserta pelatihanmendaftarkan diri  secara online, baik   untuk   pelajaran onlinemaupun di  kelas. Informasi yang  tersedia di katalog harus  ada saat  calon pesertapelatihan ingin  mendaftarkan diri. Calon peserta pelatihan harus  dapat memilih, hila ada pilihan waktu, tempat,dan  biaya.LMS  yang baik   dapat   pula   menyimpan  data   pendaftaran  dan   persetujuan  untuk   membantu departemen pelatihan dalam memonitor kegiatane-learning di kemudian hari.

Menjalankan dan Memonitor e-learning
LMS  harus  menjalankan materi pelajaran e-learning dengan baik. Apabila komputer pelajar tidak  memiliki konfigurasi yang  sesuai, maka  LMS  harus  mengesannya dan memberikan   peringatan   kepada  pelajar.   Setelah   materi   pelajaran   e-learning dijalankan, LMS  harus mempunyai kemampuan merekamkegiatan agar dapat  dibuat laporannya. LMS  harus  dapat merekam tentang berapa lama  peserta pelatihan mengakses materi pelatihan atau pelajaran, berapa kali, tanggal danjamnya.

Evaluasi
LMS   yang   baik   pun   harus    dapat   melakukan  bermacam  evaluasi  yang   dapat mengukur keahlian peserta pelatihan sebelum dan  sesudah mengikuti pelatihan. Evaluasi harus dapat mengukur seberapa jauh peserta pelatihan menyerap materi.

Komunikasi
LMS   berguna  pula   sebagai  sarana  komunikasi  bagi   departemen pelatihandan anggota organisasi. LMS  dapat  menyajikan atau  memberikan pengumuman kepada para  pelajar tertentu. Pengumuman dapat  dari  pengajar atau  administrator pelatihan. Komunikasi  disini   dapat   berarti   pengajar  memberikan  materi  bacaan  tambahan kepada peserta pelatihan melaluisistem.

Laporan
Melalui LMS,  para administrator pelatihan dapat  memperoleh laporan berisi  data pelatihan.  Atasan  dan   manajemen  harus   dapat  mengakses  sistem  dan   mencetak laporan secara langsung, tanpameminta bantuan administrator.

Rencana pelatihan
Seorang  manajer  dapl\t   membuat  rencana  pelatihan  untuk    beberapa  karywan mengenai analisa kebutuhan training. Jadi,   berdasarkan rencana  pelatihan,  LMS secara otomatis merekomendasikan programpelatihan yang  sesuai   dan  mengatur jadwalnya.Jadi karyawan dapat melihat  pelatihan  yang dia butuhkan  melalui  LMS, kapandia bisa mengikuti  dan harus menyelesaikan.

Integrasi
Dalam   satu  organisasi, ada  beberapa   sistem   komputer. Misalnya,   bagian   SDM memiliki  sistem  personalia dan  bagian  keuangan memiliki  sistem  akuntansi.  LMS yang baik dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem- sistem yang ada.

Learning Content Management System
Menurut  Barrit dan Alderman (2004, p233) learning  content management system merupakan alat  atau  sistem  yang  digunakan untuk  menyimpan items  secara  langsung, seperti  manajemen materi,  atau  berisi  link  dimana  item  tersebut  disimpan.  Biasanya digunakan bersama  LMS sehingga sistem  tersebut  menelusuri siapa yang menggunakan materi dan sistem lainnyamemuat materi itu sendiri (LCMS).Fitur- fitur administrasi memungkinkan  author   atau   pemilik   materi   menyampaikan  materi   mereka   secara lengkap kepada sistem sehingga dapat diaksesoleh LMS.

Menurut  Effendi  dan Zhuang  (2001,p91),  learning  content  management system adalah  sistem  yang  fungsi  utamanya menyusun dan  mengatur materi  atau  content  e­ learning. Jadi dalam LCMS, seorangpengembang materi e- learning  dapat menciptakan storyboard, menggabungkan materi   e-  learning   di  dalam   LCMS.  Bagian  materi  e­ learning   yang  digabung- gabungkan tersebut   biasa  dmamakan learning  object  atau reusable  learning object.  LCMS  berfungsi  pula mengurus  adnilin81!Iasi pelatihan, sama seperti   LMS.   Walaupun  banyak   yang   berpendapat  bahwa   LCMS   adalah   langkah selanjutnya dari LMS, akan tetapi  LCMS dan LMS  memiliki  perbedaan. Dalam hal ini, LMS  lebih   berfokus   kepada   proses  pembelajaran,  sedangkan  LCMS  lebih  terfokus dalam pembuatan materi atau content.

Materi
Materi  atau  content   yang  tersedia dalam  LMS  merupakan hasil  analisis  dari kebutuhan materi . pelatihan, dimana  analisis  kebutuhan   materi  menggunakan metode ADDIE.  Metolie  ADDIE terdiri  atas  tahap  analyze,  design,  develop,  implement,  dan evaluate  (Effendi  dan Zhuang,2004, p93). Pada tahap analisa,instructional designer menganalisa kebutuhan karyawanakan materi. Pada tahap desain,instructional designer membuat tujuan pelatihanspesiflk, merancang programpelatihan, serta  mendesain isi pelajarart. Kemudian  developer   membuat desainmenjadi paket  pelajaran e-  learning pada  tahap pengembangan. Pada  tahap penerapan, paket  pelajaran disampaikan kepada anggota  organisasi,  kemudian  pada    tahap    evahiasi   akan    dilakukan   pengukuran efektivitas pelajaran.

Learning
Menurut  Rosenberg (2006,  p4) pembelajaran adalah  proses dimana orang memperolehkeahlian  atau  pengetahuan barn  dengan  tujuan  meningkatkan kineljanya, sedangkan menurut  Gagne  et al. (2005,  p7) pembelajaran didefinisikan sebagai  sebuah proses yang memacu  adanyaperubahan dalam kemampuan dan disposisi  pengajar  yang dicerminkan  dalam   tingkah   laku.  Perubahan  yang  teljadi   dalam   kemampuan gnru merupakan  hasil  yang biasa  disebut  dengan  situasi  pembelajaran. Situasi  pembelajaran mempunyai dua bagianyaitu eksternal  dan internal.  Kedua situasiinimerupakan  faktor­ faktor  yang  mempengaruhi  terciptanyan  suatu  kondisi   pembelajaran.  Kondisi pembelajaran  mencakup    lingkungan  pembelajaran,  sumber   daya   yang   ada   dalam lingkungan  tersebut   dan  manajemen  dari     aktivitas   pembelajaran  yang  berinteraksi dengan   kondisi   internal   seperti   tugas   yang   diberikan  oleh   pengajar,   kamampuan pengajar,  dantujuan  personal  dari pengajar,  dimana  hal ini menjadi  faktor  yang sangat penting    yang  . mempengaruhi   pembelajaran.   Kebutuhan    belajar    pekelja    dapat dikarakteristikan menjadi tiga yaitu :
a.   Akses
Pekelja  membutuhkan akses terhadap  informasi  yang dibutuhkan untuk  melakukan pekeljaan mereka, kapanpun, dan dimanapun mereka membutuhkannya.
b.   Pendekatan yang luas terhadap  pengetahuan
Ketika akses dibangun, pekelja mengharapkan pendekatan  yang luas untuk informasi yang dapat dipercaya, akurat,lengkap, terorganisir, serta mudah digunakan.
c.   Keseimbangan antara pelatihan  dan informasi
Ada banyak  informasi  yang tidak  perludisampaikan dalam  pelajaran,  dan keahlian atau  pengetahuan lainnya  yang harus  disampaikan dalam  pelatihan.  Dan kita harus dapatmembedakan kedua poin ini.

Jadi  pembelajaran adalah  suatu  proses  menambah pengetahuan yang  hasilnya akan  dilihat  dari  perubahan tingkah  laku  dan  peningkatan kinelja.  Sedangkan  untuk pengertian pendidikan dan pelatihan  adalah sebagaiberikut :

1.   Menurut  UU SISDIKNAS No. 20 tahun  2003,  Pendidikan adalah  usaha  sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki  kekuatan spiritual keagamaan,        pengendalian   diri,   kepribadian,   kecerdasan,   akhlak    mulia,    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
2.   Menurut Gomez-  Mejia,  Balkin,  dan  Cardly  (2004,  p260),  pelatihan  adalah  suatu proses  yang  menyediakan keahlian-  keahlian  khusus  untuk  karyawan  atau  proses yang      membantu   karyawan   memperbaiki   kekurangan   dalam    kineija    mereka. Sedangkan menurut  Mathisdan Jackson (2006, p301), pelatihan  atau training  adalah sebuah  proses  dimana  orang  mendapatkan kapabilitas untuk  membantu pencapaian tujuan- tujuanorganisasional.

Pengertian Sistem
Menurut O'Brien  (2003,p8), sistemadalah sekumpulan komponenyang  saling berhubungandan  bekerja sama untuk  tujuan yang  sama dengan menerimamasukan dan menghasilkan keluarandalam  sebuah proses transformasi yang  terorganisasi. Menurut McLeod (2001, p9),  sistem adalah sekumpulankomponen- komponen yang  terintegrasi dengan maksud  yang   sama untuk   mencapai suatu' tujuan. Dan  menurut Mathiassen (2000,p9),  sistem adalah  komponen yang  mengirnplementasikan kebutuhan, fungsi­ fungsi, dan  tampilan yang  telah  dimodelkan. Jadi  sistem merupakan suatu  kumpulan proses yang terintegrasi dengan.tujuan yang sama.

Pengertian Informasi
Menurut O'Brien (2003,p13), informasi adalah data  yang  telah  dikonversikan ke dalam  suatu  konteks yang berarti dan  berguna pagi  pengguna tertentu. Menurut McLeod (2001, pl2), informasi adalahdata yang  telah  diproses atau  data yang  memiliki arti. Jadi informasi merupakan data yang telah  diproses sehingga bergunabagi penggunanya.

Karakteristik penting yang harus  dimiliki informasi adalah :
a.       Relevansi, informasi tersebutberhubungan dengan keputusanyang  akan   diambil dalam  usaha  mencapai tujuanyangtelah ditetapkan.
b.      Akurat, informasi dapat  diandalkan dan disajikan secara tepat.
c.       Tepat  waktu, informasi harus  dapat  diterima oleh  penerima, tidak  boleh  terlambat karenainformasi yang terlambat tidak  bemilai.
d.      Kelengkapan,    informasi   harus     menyajikan  . gambaran   lengkap    dari     suatu permasalahanatau penyelesaian.

Pengertian Sistem Informasi
Menurut O'Brien  (2003,p7),  sistem •   informasi  adalah  gabungan  dari   orang-orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan  komunikasi, dan swnber  data yang mengwnpulkan, mengubah, dan  menyebarkan informasi  dalam  suatu  organisasi. Jadi sistem  informasi  merupakan keijasama antara  orang, perangkat  keras, perangkat  lunak, jaringan, dan swnber  datasehingga  mampu  membentuk jaringan  informasi dalam suatu organisasi.

Analisis kebutuhan sistemdengan Gap (lnalysis
Menurut   Effeni   dan   Zhuang   (2005,   p49),   gap  analysis  akan   menganalisa perbedaan dari kineija  yangdiinginkan dengan  kineijy!ang sebenarnya. Dari perbedaan tersebut   kita   dapat   mempelajari  penyebab   perbedaan,  serta   mencari   solusi   untuk perbedaan  tersebut.

Analisis Strategi
Menurut  David  (2009,  p5),  manajemen strategis  adalah  seni  dan  pengetahuan dalam  merumuskan, mengirnplementasikan, serta  mengevaluasi keputusan- keputusan lintas  fungsional  yang  memampukan sebuah  organisasi  mencapai  tujuannya.  Analisis strategi   merupakan  bagian   dari  manajemen strategis.   Sedangkan  menurut   Rangkuti (2004, p21), proses penyusunan perencanaan strategi melalui tiga tahap analisis, yaitu:
1.   Tahappengwnpulan data.
2.   Tahapanalisis.
3.   Tahappengambilan keputusan.

Tahap Pengumpulan Data
Menurut  Rangkuti  (2004,  p21),  Tahap  ini pada  dasarnya  tidak  hanya  sekadar kegiatan  pengwnpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan  pengklasifikasiandan pra-analisis. Tahap  pengwnpulan data  ini terdiri  atas  matriks  faktor  strategi  eksternal, dan matriks faktor strategiinternal.

Matriks Evaluasi FaktorEkstemal (EFE)
Menurut   Rangkuti  (2004,   p22),   Sebelum   membuat   matriks   faktor   strategi internal,  kita  perlu  mengetahui terlebih  dahulu  faktor  strategi  eksternal  (EFE),  yaitu berupa  peluang  dan  ancaman. Jika  telah  menyelesaikan analisis  faktor-faktor strategis eksternal,  manajer  strategis  juga  harus  menganalisis faktor  - faktor  strategis  internal (kekuatan dan  kelemahan). Sedangkan menurut  David  (2009,  p158),  Matrik  Evaluasi Faktor  Eksternal  memungkinkan para  penyusun  strategi  untuk  meringkas  dan mengevaluasi informasi  ekonomi,  sosial, budaya,demografis,  lingkungan,  politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif. Penentuan  faktor eksternal  perusahaan ditentukan  dengan  menggunakan faktor-faktor dalam  lingkungan jauh  (remote environment/PEST analysis). Menurut  David (2009,pl20), keknatan  eksternal  (external forces) dapat dibagi menjadi 5 kategori besar, yaitu :

Kekuatan ekonomi
Berdasarkan  David   (2009,   pl24), faktor   ekonomi   memiliki   pengaruh   langsung terbadap  potensi  menarik  tidaknya  berbagai  strategi.. Berbagai  kekuatan  ekonomi dapat   mempengaruhi   peluang    dan   ancaman    perusahaan.   Kekuatan    ekonomi berdampak bagi perusahaan pada:  market share,  harga,  luasnya  liniproduk, perekonomian dunia,  kecanggihan teknologi, tingkat  biaya modal,  dankeunggulan kompetitif.

Kekuatan  sosial, budaya,demografi, dan lingkungan
Menurut   David   (2009,   pl27),  tren   sosial,   budaya,   demografi,   dan   lingkungan membentuk cara  orang  hidup,  bekelja,  berproduksi, dan mengkonsumsi. Tren  baru itu  menciptakan  jenis  konsumen   yang  berbeda   dan,  akibatnya,   kebutuhan   akan produk, jasa, dan strategi  yangberbeda pula.

Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum
Menurut  Pearce,  Robinson (2008,  p116),  arah  dan  stabilitas  faktor  politik,  hukum, danpemerintah merupakan pertimbangan utama dari manajer  dalam merumuskan strategi   perusahaan. Faktor   politik   menentukan   parameter-parameter  hukum   dan aturan    dimana    perusahaan   atau    organisasi    harus  · beroperasi.   Meningkatnya keterkaitan global  antara ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan pengaruh variabel  politik terbadap  formulasi  dan implementasi strategi yang kompetitif.

Kekuatan  teknologi
Menurut  David (2009,p135), perubahan dan penemuan teknologi  yang revolusioner memiliki  dampak  yang dramatis  terhadap  organisasi. Contohnya dengan  penemuan internet yang berperansebagai mesin ekonominasional bahkan global yang memacu pertumbuhan.

Kekuatan kompetitif
Menurut  David  (2009,  pl37), salab  satu  bagian  dalam  audit  ekstemal  adalab mengidentifikasi perusabaan pesaing  dan menentukan kekuatan,  kelemaban, kemampuan, peluang,  ancaman,  tujuan  dan strategi.Perusabaan yang berhasil  selalu berusaba  mengenal  pesaingnya sebaik  mungkin  seperti  yang dilakukannya terhadap para konsumen.

Dengan  melakukan audit atau analisis  lingkungan ekstemal. dapat diidentifikasi peluang (Opportunities) dan ancaman (I'hreats). Jika peluang  dan ancaman  teridentifikasi maka dapat dirumuskan strategi  yang akan memanfaatkan peluang  yang ada dan menghindari atau  jika  tidak  dapat  dihindari, maka  dapat  meminimalisir ancaman-ancaman yang dihadapi perusabaan.

Matrik EvaluasiFaktor Ekstemal dapat dikembangkan dalam lima langkab:
  1. Buat daftar  faktor-faktor ekstemal utama sebagimana yang disebutkan dalam proses audit  eksternal.  Masukkan  peluang  dan  ancaman  yang  mempengaruhi perusabaan dan  industrinya. Daftar   terlebih   dulu   peluangnya,   kemudian   ancamannya.  Buat sespesifik mungkin  dengan  menggunakan presentase, rasio,  dan  perbandingan jika dimungkinkan.
  2. Berilab  pada  setiap  faktor  tersebut   bobot  yang  berkisar  dari  0,0  (tidak  penting) sampai  I,O (sangat penting). Peluang seringkali mendapatkan bobot yang lebih tinggi daripada  ancaman, tetapi artcaman bisa diberi  bobot tinggi apabila ancaman  tersebut sangat  parab atau mengancam. Jumlab  seluruh  bobot yang diberikan  pada faktor itu harus sama dengan  I,O.
  3. Berilab   peringkat  antara    sampai   4  pada  setiap  faktor   ekstemal  utama  untuk menunjukkan seberapa efektif  strategi  perusabaan saat  ini  dalam  merespon faktor tersebut,  dimana 4 = respon sangat bagus, 3 = respon diatas rata-rata,  2 = responnya rata-rata,  dan I = responnya dibawab rata-rata.
  4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
  5. Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel guna menentukan  skor bobot total untuk organisasi.

Matriks Evaluasi FaktorInternal (IFE)
Menurut   Rangkuti   (2004,   p24),  Setelah  faktor-faktor  strategis   internal   suatu perusahaan diidentifikasi, maka suatu tabel IFE disusun untukmerumuskan faktor-faktor strategis   internal   tersebut    dalam   kerangka    kekuatan   dan   kelemahan  perusahaan. Sedangkan menurut  David(2009, p229), Matrik  Evaluasi Faktor Internal  adalah sebuah alat yang merumuskan strategi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area   fungsional   bisnis,  dan  juga  menjadi  landasan  untuk  mengidentifikasiserta mengevaluasi hubungandiantara  area  tersebut.  Penentuan  faktor  internal  perusahaan dilakukan   dengan   menganalisis  fungsi-   fungsi   manajemen   dalam   perusahaan   atau organisasi    serta   analisis   menggunakan  metode   pandangan  berbasis   sumber   daya (resource based  view). Fungsi- fungsi  manajemen terdiri dari pemasaran,  keuangan atau akuntansi,    produksi    atau   operasi,    sumber.   daya   manusia,             dan   sistem   informasi manajemen. Menurut  David  (2009,  p180),  para  penganut  pandangan resource based view  (RBV) percaya  bahwakinelja  organisasional akan sangat ditentukan oleh beragam sumber daya internalyang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategoriluas, yaitu:

Sumber daya fisik (asset berwujudltangibleasset)
Yaitu  aset  yang  paling  mudah  untuk  diidentifikasikan;seringkali  ditemukan pada laporan  neraca  suatu  perusahaan.  Contohnya yaitu  fasilitas  produksi,  sumber  daya keuangan,  komputer,  seluruh  pabrik  dan perlengkapannya, lokasi, teknologi,  bahan mentah, mesin.

Sumber daya manusia (assettak berwujudlintangible asset)
Yaituaset suatu perusahaan yang tidak dapat disentuh  atau dilihattetapi yang sering kali pentingdalam menciptakan keunggulan kompetitif. Contohnya yaitu merek, reputasi   perusahaan,  selupili  karyawan,   pelatihan,   pengalaman,  inteligensi (kecerdasan), pengetahuan, ketrampilan, kemampuan.

Sumber daya organisasional (kapabilitas organisasionallorganizational capabilities) Yaitu  keahlian   (kemampuan  dan  cara  menggabungkan  asset,  tenaga   kelja,   dan proses)  yang  digunakan oleh  perusahaan untuk  mengubah  input  menjadi  output.

Contohnya yaitu  struktur  perusahaan, proses  perencanaan, sistem  informasi,  paten, merek dagang, hak cipta,basis data (database), dansemacamnya.

Menurut   Pearce,  Robinson  (2008,   p216),   setelah   manajer   mengidentifikasikan aset berwujud,   aset  tak  berwujud,   dan  kapabilitas organisasional perusahaan, RBV menerapkan sekumpulan kriteria  untukmenentukan sumber  daya manakah  yang merupakan  kekuatan   atau   kelemahan,    sumber   daya   manakah   yang   menghasilkan kompetisi   inti  yang  merupakan  sumber  dari  keunggulan  kompetitif   yang berkesinambungan.Kriteria-kriteria RBV  ini  diturunkan dari  gagasan  bahwa  sumber dayaakan lebih bernilaijika sumber daya tersebut:
  1. Penting   untuk   dapat   memenuhi   suatu   kebutuhan   pelanggan  secara   lebih   baik dibandingkan dengan alternatiflain
  2. Langka  yaitu  hanya  sedikit  pihak  lain  yang  memiliki   sumber  daya  atau  keahlian setingkat dengan yang perusahaan rniliki
  3. Menghasilkan bagian terbesar  dari laba keseluruhan, dengan cara yang dikendalikan oleh perusahaan
  4. Bersifat tahan lama atau berkesinambungan sejalan dengan waktu.

Dengan   menggunakan analisis   fungsi-fungsi  manajemen dan  resource   based view (RBV}, makadapat dilakukan  perhitungan matriks evaluasifaktor internal (Internal Factor  Evaluation) untuk  memperoleh Kekuatan  dan  Kelemahan perusahaan. Matrik Evaluasi  Faktor Internaldapat dikembangkan dalam lima langkah:
  1. Buat  daftar  faktor-faktor internal  utama  sebagimana yang  disebutkan dalam  proses audit   internal.   Masukkan   kekuatan   dan · kelemahan  perusahaan   dan  industrinya. Daftar terlebih dulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan.
  2. Berilah  pada  setiap  faktor  tersebut  bobot  yang  berkisar  dari  0,0  (tidak  penting) sampai  1,0 (sangat  penting).  Terlepas  dari apakah  faktor  utama itu adalah  kekuatan atau  kelemahan internal,   faktor-faktor  yang  dianggap   merniliki  pengaruh   paling besar terhadap kinelja organisasional harus diberi bobot tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
  3. Berilah  peringkat antara  1 sampai  4 pada setiap faktor internal  utama untuk mengidentifikasi  apakah   faktor   tersebut  sangat   lemah   (peringkat  = 1),   lemah (peringkat = 2), kuat  (peringkat = 3), atau  sangat  kuat  (peringkat = 4). Perhatikan bahwa    kekuatan    harus   mendapat  peringkat    atau    dan   kelemahan  harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.
  4. Kalikan  bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
  5. Jumlahkan skor bobot untuk setiap  variabel  guna menentukan skor bobot total untuk organisasi.

Tahap Pencocokan
Merupakan  tahap   lanjutan   dari  tahap   pengumpulan  data,   dalam  tahapan   ini dilakukan analisis terhadapbasil yang diperoleh dari tahap sebeluninya.

Matriks SWOT
Menurut Rangkuti  (2004,  p31),  Alat yang dipakai  untuk  menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah  Matriks  SWOT.  Matriks  ini dapat  menggambarkan secara jelas  bagaimana peluang  dan  ancaman ekstemal yang  dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan  kekuatan dan kelemahan yang  dimilikinya. Matriks  ini dapat menghasilkan empat  set  kemungkinan altematif strategis. Berikut  ini adalah  gambar matriks SWOT :

Penjelasan dari  masing-   masing   strategi  pada  kolom  gambar   tersebut   adalah sebagai  berikut :
1.   Strategi   SO  : strategi   yang  memanfaatkan seluruh   kekuatan   untuk  merebut   dan memanfaatan peluang sebesar-besarnya.
2.                                                                                                                          Strategi  ST  :  strategi  yang  menggunakan kekuatan  perusahaan                                                           untuk  mengatasi ancaman.
3.   Strategi  WO  : strategi  ini  diterapkan dengan  pemanfaatan peluang  yang  ada  serta meminimalkankelemahan perusahaan.
4.   Strategi   WT  : strategi   ini didasarkan pada  kegiatan   yang  bersifat   defensif   dan berusaha  meminimalkan kelemahanyang ada serta menghindari ancaman.

Matriks internalEksternal (IE)
Menurut  Rangkuti  (2004, p42), Matriks internal  ekstemal ini dikembangkan dari model  General   Electric  (GE-Model). Parameter yang  digunakan meliputi   parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang  dihadapi. Tujuan penggunaan model  ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporatyang lebih  detail.

Dari  gambar tersebut dapat   diidentifikasikan 9  sel  strategi perusahaan, tetapi pada  prinsipnya kesembilan sel  itu  dapat  dikelompokkan menjadi tiga  strategi utama yaitu:
  1. Growth  strategy  yang  merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
  2. Stability strategy  (sel4) adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
  3. Retrenchment strategy  (sel  3, 6, dan  9) adalah usaha  memperkecil atau  mengurangi usaha  yang dilakukan perusahaan.

Tahap Pengambilan Keputusan
Merupakan tahap  lanjutan dari tahap pencocokan atau analisis, dalam  tahapan ini dilakukan pernilihan strategi yang paling tepat  untuk  organisasi atau perusahaan.

Matriks Perencanaan StrategiKuantitatif (QSPM)
Menurut Rangkuti (2004, p47),  Analisis yang  dipakai dalam  pengambilan keputusan   adalah   Matrik    Perencanaan   Strategi  Kuantitatif  (Quantitave    Strategic Planning  Matrix  atau  QSPM). QSPM digunakanuntuk  menentukan strategimana  yang dianggap paling baik  untuk diimplementasikan. Untuk  mengetahui strategi yang  paling baik  dapat  dilihat dari  hasil  analisis QSPM yang  mendapat Total  Score  Attractivness tertinggi dari beberapa altematif strategi yang telah  dipilih.

Menurut  David   (2006,  p350),  pada   tahap ini hanya ada   satu   teknik  yang digunakan, yaitu  Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative  Strategic Planning  Matrix  - QSPM ). QSPM menggunakan input  dari  analisis tahap input  dan hasil  pencocokan pada  tahap   pencocokan untuk  menentukan altematif strategisecara objektif. Kolom kiri  QSPM terdiri atas informasi yang  didapat dari Matrik EFEdan IFE, setelah itu terdapat kolomBobot, kolom Nilai  Daya  Tarik  (Attractiveness Score - AS) dan   kolom  Total   Nilai   Daya   tarik   (Total   Attractiveness  Score  - TAS).  Langkah penyusunan QSPM menurut David  (2009, p352) adalah sebagai berikut:
  1. Membuat daftar  peluang- ancaman ekstemal dan  kekuatan- kelemahan internal pada kolom kiri QSPM yang didapat dari Matriks EFE dan IFE.
  2. Memberikan bobot  untuk masing-masing faktor internal dan  ekstemal, bobot  sesuai yang diberikan pada Matriks EFE dan EFI.
  3. Setelah  melakukan  evaluasi  pada   tahap  pencocokan dan  mendapatkan altematif strategi yang  dapat  dipertimbangkan, mencatat strategi tersebut pada  baris  atas  dari QSPM.
  4. Menentukan. nilai  daya  tarik   (AS),  yaitu  angka yang  mengindikasikan daya  tarik relatif  masing-masing strategi dalam  set altematif tertentu. Jangkauan nilai daya tarik adalah I = tidak  menarik, 2 = agak  menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik dan  tanda   minus     (-)    untuk    mengindikasikan  bahwa   faktor   tersebut   tidak mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat.
  5. Menghitung Total   nilai   daya   tarik   (TAS), yang  didefinisikan sebagai  hasil   dari perkalian antara bobot  dan nilai daya tarik.
  6. Langkah terakhir adalah menghitung penjumlahan total  nilai daya tarik (TAS) dalam masing-masing  kolom  strategi  QSPM. Nilai   yang   lebih   tinggi   mengindikasikan strategi yang lebih menarik.

Object Oriented Analysisand  Design
Menurut   Whitten   (2004,   pl79),  menyatakan bahwa  konsep   yang  digunakan dalam  orientasi  objek  adalah  pembungkusan semua  data yang  mendeskripsikan orang, tempat, kejadian  dalam suatu wadah, yaitu objek itu sendiri. Beberapa tipe diagram yang berbeda  secara kolektif  memodelkan sebuah  sistem informasi  atau aplikasi  dalam artian objek didefinisikan dengan Unified Modeling Language (UML).

Menurut  Mathiassen et  al. (2000,p135), metode  OOAD  adalah  metode  untuk analisis dan perancangan sistem yang berorientasi objek. Dimanaobjek merupakan suatu entitas   yang  merniliki   identitas,   state, dan  behavior. Identitas   objek  dalam  analisis menunjukkan bagaimana objek  tersebut  dapat  dibedakan  dengan  objek  lainnya  dalam suatukonteks  olehpara pengguna. Sedangkan identitas  objek dalam perancangan menunjukkan bagaimana objek- objek lain dalamsistem dapat mengenali  objek tersebut dan bagaimana pula mengaksesnya.

system definition
system definition merupakan deskripsi  singkat  dari  sistem  komputerisasi yang diungkapkan dalam  bahasa  sehari-  hari(Mathiassenet a1.,2000,p24). System  definition dapat berupa :

Rich Ricture
Menurut  Mathiassen et al. (2000, p26), Rich  Ricture  merupakan  gambaran informasi mengenai   situasi  yang  digambarkan oleh  ilustrator.  Rich  Ricture merniliki  fokus padaaspek- aspek pentingdari situasi yang digambarkan.

FACTOR
Menurut  Mathiassen et al. (2000, p39), FACTOR  merniliki elemen berupa :
  1. Functionality, yaitu fungsi sistem yang mendukung tugas- tugas application domain.
  2. Application domain, yaitu bagian dari organisasi yang mengadrninistrasi, memonitor, dan mengendalikan sebuah problem domain.
  3. Conditions, yaitu suatu kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.
  4. Technology, yaitu  tekuologi   yang  digunakan   untuk  mengembangkan sistem  dan mendukung sistem tersebut dijalankan.
  5. Objects, yaitu objek utama dalam problem domain.
  6. Responsibility, yaitu  tanggung  jawab  sistem  secara  menyeluruh dalam  relasi  pada konteks.

Problem domain
Menurut  Mathiassen et al. (2000,  p6), problem domainmerupakan bagian  dari konteks yang diatur,diawasi,  dan dipantau  oleh sistem.Analisis  problem domain memfokuskan pada informasi apa yang  harus  ditangani  oleh  sistem  dan menghasilkansebuah  model yang  merupakan  gambaran   dari  kelas-   kelas,   objek-   objek,   struktur,   dan  perilaku (behaviour) yang  ada  dalam  yang  ada  dalam  problem domain.Aktivitas  - aktivitas dalam       problem       domain      dapat       dilihat       dari       gambar       berikut       ini:

Class
Menurut  Mathiassen  et al. (2000,p53), class  adalah  gambaran  atau definisi  atau kumpulan objek  yang mempunyai struktur,  behavioural pattern, dan atribut yang sama. Sedangkan objek merupakan suatu entitas  yangmemiliki  identitas,  state, dan behavior, sedangkan event  adalah kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek.
1.      Langkah-  langkah  dalam menentukan class dalah : Mencarikandidat untuk class
2.      Mencari kandidat  untuk event
3.      Evaluasi dan pilih classdan event  s.ecara sistematis
4.      Membuat eventtable

Structure
Menurut  Mathiassen  et al. (2000,p69), structure adalah kegiatan  yangdilakukan setelah  class ataukegiatan  keduadalam problem  domain. Hasil dari structure ini adalah class  diagram. Menurut  Mathiassen eta!. (2000,p336), class diagram  menggambarkan kumpulan  dari   kelas-   kelas   dan   mempakan  hubungan   yang   terstruktur.  Menurut Mathiassen et a!. (2000,p73), tipe dari object  oriented  structure  terdiri  dari dua bagian yaitu:

Class structure
Mengekespresikan hubungan  konseptual yang statis antar class, meliputi : ·
1.      Generalization: sebuah  kelas  umum  (super  class)  yang  menjelaskan property pada  suatu  kelompok kelas  khusus  (subclass). Hubungan  ini mempakan hubungan  yang menggambarkan proses 'terdiri  dari'. Contoh gambamya:
2.      Cluster   : kumpulan   dari  kelas-  kelas  yang  saling  berhubungan. Cluster digambarkan dengan  notasi  file folder  yang  dialanmya  tedapat  kumpulan  class yang berkaitan.

Object structure, yang meliputi  :
  1. Aggregation : suatu hubungan  yang menggambarkan proses 'bagian dari' dimana objek yang satu mempakan bagian dari objek yang lainnya.
  2. Association   : hubungan    yang   penting    antar   objek.   Hubungan    association digambarkan  sebagai   garis  yang  menghubungkan  class   yang  saling . relevan.


Class Diagram
Menurut  Mathiassen et al. (2000,p69), class diagram  adalah diagram yang menyediakangambaran ikhtisar problem  domain  yang berkaitansecara langsung  dengan menggambarkan seluruh  hubungan  structural antar classes dan objects didalam  model. Pada saat analisis,  class  diagram  cukup  digambarkan dengan  namanya  saja. Detail dari class dapat ditambahkan dengan attribute  dan operation.

Behaviour
Menurut  Mathiassen et  al. (2000,p90), kegiatan  ketiga  dalam  problem  domain adalah   behavior. Behavior   bertujuan   untuk   membuat   model   dinamis   dari  problem domain.   Hasil  dari  kegiatan   behavior   adalah   membuat   statechart   diagram, dimana statechart diagramakan  menggambarkan  proses  perubahan state  yang  terjadi   pada sebuah class, yang disebabkan oleh behavior  dalam classtersebut.

Application domain
Menurut  Mathiassen et  al. (2000,p115), application domain  adalah  organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan,problem domain.

Usage
Menurut   Mathiassen et  al.  (2000,p119), kegiatan   usage  merupakan kegiatan pertama dalam analisisapplication domain yang bertujuan  menentukan bagaimana actor melakukan interaksi  dengan  sistem.  Hasil  dari  usage  berupa  deskripsi  dari  semua  use casedan actor.

Use CasesDiagram
Menurut  Mathiassen et  al. {2000,pl19), use  case  bertujuan  untuk  menjelaskan bagaimana actor- actor  berinteraksi dengan  sebuah  sistem. Konsep  utamadari diagram ini adalah  menggambarkan actor  dan  use  case  itu  sendiri.  Actor  adalah  abstraksi  dari user  atau  sistem  lainnya  yang  berinteraksi dengan  sistem  target,  sedangkan use  case adalah pola interaksi antarasistem dan actordalam application domain. Elemen- elemen dalam use case adalah :
  1. System   boundary, digambarkan  dengan   menggunakan  persegi   yang  didalamnya terdapat  sekumpulan use  case,  sedangkan actor  digambarkan berada  diluar  system boundary.
  2. Use      case,    digunakan       untuk   menggambarkan          fungsi-             fungsi pada sistem, digambarkan dengan bentuk elips.
  3. Actor, menggambarkan pengguna sistem.
  4. Communication, digunakan untuk menghubungkan actor dengan use case.

Sequence Diagram
Menurut Mathiassen et a!. (2000,p340), sequence  diagram  menggambarkan interaksi  antara  sejumlah  objek   dalam   suatu   waktu.   Diagram  ini  mampu mempertahankan detil  mengenai situasi yang  dinamis dan  kompleks yang  dapat  terjadi pada   objek- objek   yang   dihasilkan oleh   class  dalam class  diagram.  Jadi   sequence diagram   menggambarkan  interaksi antara  penyusunan atau   perubahan  objek   da1arn waktu  yangberurutan.

Function
Function  bertujuan untuk  menentukan kemampuan dari suatu  sistem yang memproses informasi. Function  adalah fasilitasuntuk  membuat suatu  model yang bermanfaat  bagi   actor.  Function   mernfokuskan  pada   apa   yang   bisa  dilakukan oleh sistem urttuk membantu actor dalam  pekerjaan mereka.Function memiliki 4 tipe, yaitu :
  1. Update  jUnction, adalah fungsi  yang  diaktifkan oleh  event dari problem  domain dan hasilnya adalah perubahan pada state model.
b.      Signal jUnction, adalah fungsi yang diaktitkan oleh  perubahan dalam  state model  dan menghasilkan   reaksi    dalam   konteks.          Reaksi             ditujukan   kepada   actor        dalam application domain.
c.       Read jUnction, adalah fungsiyang  diaktitkan oleh  adanya kebutuhan informasioleh actor dalam melaksanakan tugas  dan  sistem akan  menampilkan informasi yang diinginkan.
d.      Compute  jUnction, adalah fungsi yang  diaktitkan oleh  adanya kebutuhan informasi oleh actordalam melaksanakan tugas  dan isi dari sebuah komputasi yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model.

User Interface
Interface  digunakan oleh  actor  untuk  berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen et  a!. (2000,pl51), hasil  dari  kegiatan interface  adalah sebuah deskripsi lengkap dari  elemen user interface  dan sistem interface. Activity interface  memiliki tiga konsep yaitu  :
  1. Interface, yaitu  fasilitas yang  membuat model sistem dan  fungsi dapat  digunakan oleh  actor.
  2. User interface,ada!ah interface untuk user
Menurut Schneiderman (2005,p74), untuk merancang userinterface yang  interaktif diperlukan suatu  aturan tertentuyang  biasa  dikenal dengandelapan aturan emas, yang  tediri  dari:
1.      Rancangan yang  dibuat  harus  selalu konsisten Rangkaian tindakan yang  konsisten diperlukan dalam situasi yang  terminology­ nya    mirip    ataupun  berkelanjutan,  misalnya  dengan  menggunakan  wama, tampilan, maupunfont yang sama.
2.      Memungkinkan bagi useruntuk menggunakan shortcuts. Bila  frekuensi penggunaan meningkat,keinginan user untuk  mengurangi jumlah interaksi dan mempercepat interkasi. Singkatan, tombol- tombol khusus, perintah khusus, dan fasilitas makro sangat berguna bagi  para  pelanggan yang  sering menggunakankomputer.
3.      Dapat memberikan umpan balik yang  informatif. Adanya umpan balik  dari setiap aksi yang  dilakukan user.
4.      Merancang dialoguntuk menghasilkan keadaanakhir. Rangkaian kegiatandikelompokkan menjadi kelompok dengan awalan, pertengahan, dan   akhit.  Umpanbalik   yang   informatif pada   suatu   kelompok kegiatan selesai  akan   niel:nberikan  user  kepuasan,  perasaan !ega,   dan   tanda bahwa  kegiatan  tersebut  telah   berakhir  dan  siap   melanjutkan  ke   kelompok kegiatan berikutnya.
5.      Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana. Membuat  rancangan  yang   dapat  mencegah user  dalam  membuat  kesl!l,ahan, apabila user tersebut melakukankesalahan, maka  sistem harus  mendeteksi kesalahan tersebut dan  memberikan instruksi yang  sederhana, konstruktif dan spesifik untukkoreksi kesalahantersebut.
6.      Mengijinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah. Fitur  ini  mengurangi kecemasan karenauser tahu  bahwa  hila  mereka membuat. kesalahan,  maka  bisa   dikembalikan  ke   keadaan  sebelum  kesalahan  dibuat sehingga mendorong user untuk  berani  mencoba hal dan pilihan yang bam.
7.      Mendukung pengaturan fokus secara internal. Pengguna yang  sudah mahir sangat ingin agar mereka mempunyai kewenangan tinggi atas  sistem dan  sistem dapat dengancepat  merespons keinginanmereka, tetapi  terkadang ada  aksi  dari sistem yang  diluar dugaan misalnyaaktivitas data entry   yang  lama  dan  membosankan serta   kesulitan dalam   mencari informasi. Karena itu hams dibuat bahwa user  adalah initiators dari aksi,  bukan  responder dari aksi.
8.      Mengurangi beban ingatanjangka pendek. Karena keterbatasan ingatanmanusia maka  display yang ditampilkan hamslah sesederhana mungkin, display banyak halaman bisa digabung dan frekuensi pergerakan windowdikurangi, dan  waktu pelatihan yang  cukup untuk  kode  dan rangkaian kegiatan.


Navigation Diagram
Navigation diagram merupakan jenis  khusus dari  statechart diagram yang memfokuskan pada keseluruhan dinarnikauser interface (Mathiassen et al., 2000,  p344). Diagram ini menunjukkan windows yang  berpartisipasi danbagaimana transisi di antara windows tersebut. Setiap windo.w merepresentasikan sebuahstate.

Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan skripsiini,  digunakan berbagai metodeanalisis agar  dapat memberikanhasil  yang  baik.  Berikut ini  merupakan gambar kerangkaberpikir yang digunakan:
Untuk  pencarian  data  dan  informasi  digunakan  teknik  wawancara,  dan  studi  pustaka. Setelah  itu  untuk  proses  analisis  sistemnya  terbagi  menjadi  tiga  bagian  utama  yaitu analisis   strategi   dengan   menggunakan  matriks   IFE,  EFE,  SWOT,   IE,  dan  QSPM, berikutnya  analisis  dan perancangan materi  dengan  menggunakan ADDIE,  dan terakhir analisis   sistem   dengan   melihat   sistem   yang   sedang   beljalan   di  perusahaan,   serta digambarkan  dengan   rich  picture   sistem   beljalan,   serta   melakukan  gap  analysis. Terakhir  untuk  perancangan sistemnya menggunakan metode  OOAD  yangterdiri  atas rich  picture,  factor,  class  diagram,  use  case,  sequence  diagram,  dan   navigation diagram.

Posting Komentar

0 Komentar